1. Pengantar
Kriptografi
1.1 Terminologi
(a)
Pengirim dan Penerima pesan
·
Seorang
pengirim pesan (sender) ingin
mengirim pesan kepada seorang penerima (receiver).
·
Pengirim
menginginkan pesan dapat dikirim secara aman, yaitu ia yakin bahwa pihak lain
tidak dapat membaca isi pesan.
(b) Pesan, Plainteks, dan Cipherteks
·
Pesan
adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain
untuk pesan adalah plainteks (plaintext) atau teks-jelas (cleartext).
· Pesan dapat berupa data atau informasi yang
dikirim (melalui kurir, saluran komunikasi data, dsb) atau yang disimpan di
dalam media perekaman (kertas, storage, dsb).
· Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya
oleh pihak lain, maka pesan disandikan ke bentuk lain. Bentuk pesan yang
tersandi disebut cipherteks (ciphertext)
atau kriptogram (cryptogram).
· Cipherteks harus dapat ditransformasi
kembali menjadi plainteks.
Contoh:
Plainteks: uang disimpan di balik buku X
Cipherteks: j&kloP#d$gkh*7h^”tn%6^klp..t@
(c) Enkripsi dan Dekripsi
· Proses menyandikan plainteks menjadi
cipherteks disebut enkripsi (encryption)
atau enciphering (standard nama
menurut ISO 7498-2).
· Proses mengembalikan cipherteks menjadi
plainteksnya disebut dekripsi (decryption) atau deciphering (standard nama menurut ISO 7498-2).
plainteks chiperteks plainteks
semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.1 Enkripsi dan dekripsi
(d)
Kriptografi
·
Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni
untuk menjaga keamanan pesan (message) [Schneier, 1996].
·
Praktisi (pengguna kriptografi) disebut kriptografer (cryptographer).
(e) Algoritma
kriptografi dan Kunci
· Algoritma kriptografi adalah:
-
aturan untuk enchipering dan dechipering
- fungsi matematika yang digunakan untuk
enkripsi dan dekripsi.
·
Kunci adalah parameter yang digunakan untuk transformasi enciphering
dan dechipering.
(f)
Sistem Kriptografi
·
Sistem
kriptografi (atau cryptosystem) adalah algoritma kriptografi, plainteks, cipherteks,
dan kunci.
(g)
Penyadap
·
Penyadap (eavesdropper) adalah orang yang mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan.
Nama
lain: enemy, adversary, intruder,
interceptor, bad guy
(h)
Kriptanalisis dan kriptologi
·
Kriptanalisis (cryptanalysis)
adalah ilmu dan seni untuk
memecahkan chiperteks menjadi plainteks tanpa mengetahui kunci yang
diberikan. Pelakunya disebut kriptanalis.
· Kriptologi (cryptology)
adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.
· Persamaan
kriptografer dan kriptanalis:
à Keduanya sama-sama menerjemahkan cipherteks
menjadi plainteks
·
Perbedaan kriptografer dan kriptanalis:
à Kriptografer bekerja atas legitimasi pengirim atau penerima pesan
à Kriptanalis bekerja atas
nama penyadap yang tidak berhak.
1.2 Sejarah Kriptografi
· Kriptografi sudah
lama digunakan oleh tentara Sparta di Yunani pada permulaan tahun 400 SM. Mereka
menggunakan alat yang namanya scytale.
·
Scytale: pita panjang
dari daun papyrus + sebatang
silinder
Pesan ditulis
horizontal (baris per baris).
Bila pita dilepaskan, maka
huruf-huruf di dalamnya telah tersusun membentuk pesan rahasia.
Untuk membaca pesan,
penerima melilitkan kembali silinder yang diameternya sama dengan diameter
silinder pengirim.
Gambar 1.2 Scytale
1.3 Aplikasi Kriptografi
·
Aplikasi kriptografi:
1. Pengiriman data
melalui saluran komunikasi
2. Penyimpanan data
di dalam disk storage.
·
Data ditransmisikan dalam bentuk cipherteks. Di
tempat penerima cipherteks dikembalikan lagi menjadi plainteks.
·
Data di dalam media
penyimpanan komputer (seperti hard disk) disimpan dalam bentuk cipherteks.
Untuk membacanya, hanya orang yang berhak yang dapat mengembalikan chiperteks
menjadi plainteks.
·
Contoh-contoh enkripsi dan dekripsi pada data
tersimpan:
1. Dokumen teks
Plainteks (plain.txt):
Ketika saya
berjalan-jalan di pantai,
saya
menemukan banyak sekali kepiting
yang
merangkak menuju laut. Mereka
adalah
anak-anak kepiting yang baru
menetas dari
dalam pasir. Naluri
mereka
mengatakan bahwa laut adalah
tempat kehidupan mereka.
|
Cipherteks (cipher.txt):
Ztâxzp/épêp/qtüyp{p}<yp{p}/sx/p}âpx;
épêp/|t}t|äzp}/qp}êpz/étzp{x/ztxâx
}v êp}v/|tüp}vzpz/|t}äyä/{päâ=/\tütz
p psp{pw/p}pz<p}pz/ztxâx}v/êp}
v/qpüä |t}tâpé/spüx/sp{p|/péxü=/]
p{äüx |ttüzp/|t}vpâpzp}/qpwåp/{päâ
/psp{pw ât|pâ/ztwxsäp}/|tützp=
|
Hasil dekripsi terhadap berkas cipher.txt:
Ketika saya
berjalan-jalan di pantai,
saya
menemukan banyak sekali kepiting
yang
merangkak menuju laut. Mereka
adalah
anak-anak kepiting yang baru
menetas dari
dalam pasir. Naluri
mereka
mengatakan bahwa laut adalah
tempat kehidupan mereka.
|
2. Dokumen gambar
Plainteks (lena.bmp):
|
Cipherteks (lena2.bmp):
Hasil dekripsi terhadap berkas lena2.bmp menghasilkan gambar yang sama seperti lena.bmp.
3. Dokumen basisdata
Plainteks (siswa.dbf):
NIM
|
Nama
|
Tinggi
|
Berat
|
000001
|
Elin Jamilah
|
160
|
50
|
000002
|
Fariz RM
|
157
|
49
|
000003
|
Taufik Hidayat
|
176
|
65
|
000004
|
Siti Nurhaliza
|
172
|
67
|
000005
|
Oma Irama
|
171
|
60
|
000006
|
Aziz Burhan
|
181
|
54
|
000007
|
Santi Nursanti
|
167
|
59
|
000008
|
Cut Yanti
|
169
|
61
|
000009
|
Ina Sabarina
|
171
|
62
|
Cipherteks (siswa2.dbf):
NIM
|
Nama
|
Tinggi
|
Berat
|
000001
|
tüp}vzpz/|t}äyä/{äâ
|
|äzp}
|
épêp
|
000002
|
|t}tâpé/spüx/sp
|
péxü=
|
ztwxsä
|
000003
|
ât|pâ/ztwxsäp}/|
|
}/|tü
|
spüx/
|
000004
|
épêp/|t}t|äzp}/qpêpz
|
qp}êpz
|
wxsä
|
000005
|
étzp{x/ztxâx}v êp}
|
päâ/psp
|
étzp{
|
000006
|
spüx/sp{p|/péxü=/]
|
xâx}v
|
ttüzp/|
|
000007
|
Ztâxzp/épêp/qtüypp}<
|
äzp}
|
}äyä/{
|
000008
|
qpwåp/{päâ/psp{pw
|
Ztwxs
|
xâx}v
|
000009
|
}t|äzp}/qp}êpz/ép{
|
qp}êp
|
äzp}/qp
|
Keterangan: hanya field
Nama, Berat, dan Tinggi yang dienkripsi.
Hasil dekripsi terhadap berkas siswa2.dbf menghasilkan berkas yang sama seperti siswa.dbf.
·
Kehidupan saat ini dikelilingi oleh kriptografi,
mulai:
- ATM tempat mengambil uang,
- Telepon genggam (HP),
- Komputer di lab/kantor,
- Internet,
- Gedung-gedung bisnis,
- sampai ke pangkalan
militer
1.5 Kegunaan Kriptografi
· Selain untuk
menjaga kerahasiaan (confidentiality) pesan,
kriptografi juga digunakan untuk menangani masalah keamanan yang mencakup dua hal berikut:
1.
Keabsahan
pengirim (user authentication).
Hal ini berkaitan dengan keaslian pengirim. Dengan
kata lain, masalah ini dapat diungkapkan sebagai pertanyaan: “Apakah pesan yang
diterima benar-benar berasal dari pengirim yang sesungguhnya?”
2.
Keaslian
pesan (message authentication).
Hal ini berkaitan dengan keutuhan pesan (data
integrity).
Dengan kata lain, masalah ini dapat diungkapkan
sebagai pertanyaan: “Apakah pesan yang diterima tidak mengalami perubahan
(modifikasi)?”
3.
Anti-penyangkalan
(nonrepudiation).
Pengirim tidak dapat menyangkal (berbohong) bahwa
dialah yang mengirim pesan.
1.5 Notasi Matematis
·
Misalkan:
C = chiperteks
P = plainteks
dilambangkan
· Fungsi enkripsi E
memetakan P ke C,
E(P) = C
·
Fungsi dekripsi D
memetakan C ke P,
D(C) = P
·
Karena proses enkripsi kemudian dekripsi
mengembalikan pesan ke pesan asal, maka kesamaan berikut harus benar,
D(E(P)) = P
·
Kekuatan algoritma kriptografi diukur dari banyaknya
kerja yang dibutuhkan untuk memecahkan data chiperteks menjadi plainteksnya.
Kerja ini dapat diekivalenkan dengan waktu.
·
Semakin banyak usaha yang diperlukan, yang berarti
juga semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin kuat algoritma
kriptografinya, yang berarti semakin aman digunakan untuk menyandikan pesan.
·
Jika kekuatan kriptografi ditentukan dengan menjaga
kerahasiaan algoritmanya, maka algoritma kriptografinya dinamakan algoritma restricted.
Algoritma restricted tidak cocok lagi saat ini.
·
Pada sistem kriptografi modern, kekuatan
kriptografinya terletak pada kunci, yang
berupa deretan karakter atau bilangan bulat, dijaga kerahasiaannya.
·
Dengan menggunakan kunci K, maka fungsi enkripsi dan dekripsi menjadi
EK(P) = C
DK(C) = P
dan kedua fungsi ini memenuhi
DK(EK(P)) = P
K K
plainteks chiperteks
plainteks semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.3 Enkripsi dan dekripsi dengan kunci
·
Jika kunci enkripsi sama dengan kunci dekripsi, maka
sistem kriptografinya disebut sistem
simetri atau sistem konvensional.
Algoritam kriptografinya disebut algoritma simetri atau algoritma konvensional .
Contoh algoritma simetri: DES (Data
Encyption Standard).
·
Beberapa sistem kriptografi menggunakan kunci yang
berbeda untuk enkripsi dan dekripsi. Misalkan kunci enkripsi adalah K1
dan kunci dekripsi yang adalah K2,
yang dalam hal ini K1 ¹ K2. Sistem kriptograsi semacam ini
dinamakan sistem sistem nirsimetri atau sistem kunci-publik.
Algoritam kriptografinya disebut algoritma nirsimetri atau algoritma
kunci-publik.
Contoh
algoritma nirsimetri: RSA
(Rivest-Shamir-Adleman)
K1 K2
plainteks chiperteks
plainteks semula
enkripsi dekripsi
Gambar 1.4 Enkripsi dan dekripsi dengan kunci pada sistem
nirsimetri
Disusun oleh:
Ir. Rinaldi Munir, M.T.
No comments:
Post a Comment